Wartaonline.id, KALIANDA – Saat ini mewabahnya Pandemi Corona (COVID-19) sepertinya sudah menjadi kekhawatiran setiap pemangku kebijakan beserta warga negara di seluruh Dunia.
Tak hanya itu, di Indonesia, COVID-19 seperti menjadi momok bagi tingkat pusat hingga ke tingkat bawah di jajaran pemerintahan desa.
Namun ada permasalahan yang sulit dipecahkan terkait disinfektan karena saat ini, sangat sulit untuk mencari bahan pembunuh virus/bakteri/kuman.
Akibat langka dan tingginya beberapa harga disinfektan di pasaran, Pemerintahan Desa Pematang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) meracik pembuatan disinfektan bagi warganya.
Diketahui bahwa, hampir 400 orang lebih penduduk di desa tersebut yang bekerja diluar daerah seperti pulau Jawa lainnya. Baik sebagai buruh ataupun sebagai karyawan perusahaan.
Adapun racikan disinfektan yang dibuat, yakni dengan mencampurkan bahan hand sanitizer dengan sabun mandi steril dengan ukuran perbandingan yang sudah ditentukan.
Selanjutnya bahan racikan tersebut, dicampurkan dengan air bersih yang nantinya digunakan sebagai bahan untuk menyemprot warga yang baru pulang dari rantauan.
Kades Pematang, Edi Hamzah, membenarkan atas racikan tersebut, dan dirinya menjelaskan bahwa racikan itu dikhususkan untuk kulit yang dijamin tak akan merusak serta tidak menimbulkan efek samping.
“Bahannya kita buat dari berbagai alat yang steril serta tak ada efek samping, cairan ini kita semprotkan kepada warga yang baru balik dari tanah rantauan. Dimana sebelum disemprot, warga tersebut masuk dahulu kedalam bilik sterilisasi” bebernya.
Selain menyemprotkan cairan yang dikhususkan kepada tubuh manusia, pihaknya juga menyediakan cairan khusus yang digunakan untuk menyemprotkan benda mati seperti ruangan dan tempat keramaian lainnya.
“Untuk disinfektan dalam ruangan, kita pakai cairan lain yang kita campur dengan cairan antiseptik lainnya dengan ukuran yang tinggi” tambahnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, pihaknya selalu siap siaga setiap waktu dalam antisipasi COVID-19 terhadap warganya. Karena menurut Edi (Kades_red) lebih baik mencegah daripada mengobati. (Ris/Arya)